Jumat, 21 Oktober 2011

makalah ski sejarah periode umayyah

SEJARAH PRIODE UMAYYAH

A. Asal-Usul Bani umayyah

Bani Umayyah didirikan oleh Muawwiyah bin Abi Sufyan pada Tahun 41 H/661 M di damaskus dan berlangsung hingga 132 H/750 M. Muawiyah bin Abi Sufyan adalah politisi handal,di lihat dari pengalaman politiknya sebagai gubernur syam pada masa khalifah Usman bin Affan.hal itu cukup mengantarkan dirinya dapat mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib, tepatnya setelah Husein putra Ali bin Abi Thalib dapat di kalahkan oleh Umayyah dalam pertempuran di karbala,

Silsilah keturunan muawwiyyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf bertemu dengan Rasullullah saw pada abdi Manaf. Keturunan nabi di panggil dengan keluarga Hasyim(bani Hasyim).dan Umayyah di panggil dengan(Bani Umayyah) oleh karena itu Muawwiyah dinyatakan sebagai pembangun Dinasti Bani Umayyah.
Umayyah adalah salah seorang putra dari Abdul Syam bin Abdul Manaf, dia adalah seorang kabilah Quraisy di zaman jahiliyah,Umayyah juga pedagan besar dan kaya yang mempunyai 10 anak laki-laki yang mempunyi kekuasaan dan kemuliaan . Umayyah selalu bersaing dengan pamannya yaitu yang bernama Hasyim bin Abdul Manaf dalam merebutkan pimpinan dan kehormatan pada masyarakat dan bangsanya. Dalam persaingan itu bani umayyah lebih unggul, karena secara adat masa itu ia memiliki persyaratan yang cukup, yaitu:
a. bani umayyah dari keturunan bangsawan
b.memiliki kekayaan yang cukup
c. memiliki 10 orang putra yang terhormat dalam masyarakat
setelah islam datang, persaingan antara bani umayyah dengan bani hasyim mengarah pada konfrontasi(permusuhan). Dua keluarga itu berpegang teguh pada paham yang bertentangan. Selain usman bin affan, seluruh bani umayyah menentang usaha-usaha Rasullullah saw dalam mengembamgkan islam, sedangkan bani hasyim menjadi pendukung utama terhadap perjuangan Rasulullah, baik yang telah masuk islam ataupun belum. Dan setelah terjadi fatkhul mekah atau penakhlukan kota mekah barulah bani umayyah masuk islam pada bulan ramadhan 8 hijriyah/januari 630 masehi. Dengan demikian bani umayyah adalah orang-orang terahir masuk islam.
Setelah mereka masuk islam,bani umayyah berjuang keras untuk mengembangkan agama islam, mereka memperlihatkan semangat yang tinggi. Seolah mereka ingin membayar kesalahan yang pernah dilakukannya. Hingga mereka menjadi pedang-pedang islam tajam dan berhasil melebarkan sayap da’wah nya keberbagai penjuru jazirah Arab bahkan keluar wilayah arab.

Berdirinya dinasti bani umayyah diawali dengan tampilnya beberapa pejabat islam dari kalangan umayyah, seperti: ketika terjadi fatkhul mekah Abu Sofyan di beri kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang salah satunya adalah barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka aman lah dia , selain masuk masjid dan rumahnya Nabi.
Hal ini berlanjut pada masa Khulafaurrasyidin ,Yazid bin Abi Sufyan di tunjuk oleh Abu Bakar memimpin tentara islam untuk membuka daerah syam dan masa khalifah Umar diserahi jabatan gubernur di Damaskus, hal yang dilakukan umar adalah menyerahkan daerah yordania kepada muawwiya, setelah beliau wafat daerah itu diberikan pada muawwiyah, dan setelah umar wafat kekhalifahn di gantikan usman (usman termasuk bani umayah). hal itu merupakan pintu bagi muawiyyah untuk meniti karirnya di bidang pemerintahan.
Pada masa usman inilah kekuatan bani umayyah khususnya pada muawiiyah semakin mengakar dan menguat Muawiyyah pun diangkat menjadi gubernur di syam, dengan berkepribadian yang kuat,jujur, adil dan pandai dalam hal berpolitik, kekuasaan muawiyyah pada wilayah syam tersebut telah membuatnya mempunyai basis rasional untuk karir politiknya, karena penduduk syam yang diperintah muawwiyah mempunyai ketentaraan yang kokoh, terlatih dan terpilih digaris depan dalam melawan romawi. Mereka bersama-sama dengan bangsawan arab dan keturunan umayyah yang berada sepenuhnya dibelakang muawwiyah dan memasoknya dengan sumber-sumber kekuatan yang tidak habis-habisnya baik moral, manusia maupun kekayaan.
setelah wafatnya usman bin affan yang dibunuh oleh orang yang sengaja ingin menghancurkan islam maka berakhirlah kepemimpinan khulafaurrasyidin yang ketiga dan selanjutnya di gantikan oleh Ali bin Abi thalib.
Setelah Ali bin Abi Thalib dibaiat menjadi khalifah beliau menghadapi masalah-masalah yang tidak ringan untuk dipecahkan,seperti wafatnya khalifah usman bin affan telah menjadi momentum perpecahan dikalangan umat islam itu sendiri. Seperti:

a.kelompok muawiyyah menuntut balas atas wafatnya khalifah usman bin affan dan khalifah Ali bin Abi Thalib ikut bertanggung jawab.
b.Kelomok Aisyah,Zubair dan Thalhah menyatakan tidak setuju atas tuntutan wafatnya Usman bin Affan dan juga tidak setuju atas pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah.
c.Kelompok pendukung khalifah Ali bin Abi Thalib.
Ketiga kelompok itu masing-masing mempunyai pengikut yang siap untuk membelanya. Bahkan ditambah dengan munculnya orang yahudi (Abdullah bin saba) mengadu domba dan memecah belah umat islam yang akhirnya timbul peperangan, yaitu diantaranya:
~munculnya perang jamal(perang berunta) yaitu peranganya Aisyah,Thalhah dan Zubair dengan golongan Ali bin Abi Thalib. Penyebabnya adalah
1.Golongan Aisyah menolak bai’ah dan sumpah setia pada Ali, karena adanya keinginan pribadi dari Abdullah bin Zubair menduduki kursi khalifah.
2.Abdullah bin saba berhasil mempengaruhi kepada golongan aisyah karena ia tidak ingin kedua golongan ini hidup damai berdampingan.
Perang jamal itu di menangkan oleh Ali, setelah ia memenangkan perang itu ia kembali ke kuffah dan mengutus jarir bin Abdullah Al-bajali menghadap muawwiyah untuk memberikan baiaat pada Ali namun muawwiyah menolaknya dengan jawaban :
~muawwiyah tidak akan memberikan baiat sebelum kematian usman diusut sampai tuntas
~bila Ali tidak melakukan pengusutan terhadap pembunuhan usman, bukan baiat yang akan dilakukan tetapi muawwiyah akan angkat senjata untuk menumpas ali.

LaLlu jarir bin Abdullah menyampaikan hal itu pada ali, ia juga melaporkan telah ada persiapan tempur di syam. Kemudian ali menyimpulkan bahwa tiada pilihan lain kecuali perang.
Passukan Ali yaang bermarkas di kuffah lalu menyebrangi sungai eufrat sampai di siffin, pasukan muawwiyah pun dari syam telah sampai di siffin. Merekapun melakukan pertempuran dahsyat yang berlangsung selama 40 hari. Ketika pasukan ali diambang pintu kemenangan, dan pasukan muawwiyah di ambang kekalahan, maka Amru bi Ash (pembantu utama muawwiyah) memerintahkan pada pasukan untuk memasang mushaf Al-Qur’an diujung tombaknya keatas, yang bertanda mengajak berdamai. Namun Ali terus membangkitkan semangat untuk terus perang sampai benar-benar mencapai kemenangan yang sempurna, namun pasukan lainnya memaksa ali menghentikan perang. Akhirnya Ali menghentikan perang dan selanjutnya melakukan perundingan, yaitu”
~perundingan diadakan di Daumatul Jandal, kota kecil dekat terusan Suez
~masing- masing pihak diwakili 100 utusan
~dari pihsk Ali diketuai Abu Musa Al Asyari dan dari pihak muawwiyah diketuai Amrubin Ash

Pada babak pertama dari perundingan itu menetapkan bahwa usamn telah mati teraniaya, dan wali orang mati berhak menuntut bela dan muawwiayah orang yang aling berhak menuntut bela usman.
Kemudian kedua belah pihak menetapkan menurukan Ali bin Abi Thalib dan muawwiyah bin abi Sufyan dari jabatan masing-masing.dan jabatan khalifah selnajutnya diserahkan kaum muslimin untuk mencari penggantinya.
Untuk melaksanakan keputusan itu Amru bin Ash meminta agar Abu Musa Al asyari lebih dulu berbicara kehadapan umum untu
Menyatakan menurunkan Ali dari jabatan khalifah, alasannya demi menghormati beliau yang lebih tua, lalu beliau pun menyampaikannya. Dan Amr bin Ash pun menyampaikan bahma Muawwiyah bin abi sufyan menjadi khalifah yang baru.

Perundingan muawwiayah dengan Ali yang berlangsung bulan ramadhan tahun 34 hijriah terkenal dengan sebutan “Tahkim Daumatul Jandal” dan peristiwa ini menguntungkan kubu muawwiyah, karena disamping muawwiyah mendapatkan kemenangan besar dalm perundingan, persatuan kubu mereka pun semakin kuatsedangkan di pihak ali menimbulkan perpecahan, yang terpecah menjadi: golongan khawarij dan golongan syiah.

Kaum khawarij meninggalkan ali dan membentuk komplotan pembunuh yang akan dilakukan terhadap ali bin abi thalib, amru bin ash dan muawwiyah, karena mereka dianggap menimbulkan malapetaka umat islam, dari perencanaan pembunuhan itu amru bin ash dan muawwiyah lolos dari pembunuhan tersebut namun Ali bin Abi Thalib dapat dibunuh oleh ibnu muljamdengan pedang ketika ia sedang memanggil orang untuk sholat subuh, ibnu bin muljam pun berhasil ditangkap dan ia kemudian dibunuh.
Dengan wafatnya ali bin abi thalib maka berakhirlah pemerintahan khulafaurrasyidi, sedangkan bagi muawwiyah semakin terbuka pintu menuju kursi kekhalifahan. Setelah terbunuhnya ali, beberapa orang syi’ah engangkat Hasan bin ali menggantikan ayahnya, namun beliau tidak bertahan lama, karena tidak mampu menghadapi tekanan dari muawwiyah.

Kemudian hasan bin ali turun dari tahtanya dan menyerahkan pada muawwiyah, asalkan saja muawwiyah memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1.muawwiyah harus membrei jaminan keselamtan kepada hasan dan keluarganya.
2.muawwiyah ikut menjaga keselamatan dan nama baik Ali bin Abi Thalib, termasuk menghentikan caci maki didalam khutbah dan pidato-pidatonya.
3.setelah muawwiyah wafat, penentu khalifah harus diserahkan kepada musyawarah kaum muslimin untuk menentukan penggantiya
4.pajak tanah negeri ahwaz diserahkan pada hasan dan diberikan tiap-tiap tahun
5.agar muawwiyah membayar kepada saudaranya, yaitu husain sebesar 2 juta dirham.

Bagi muawwiayah syarat-syarat itu tidak perlu dipertimbangkan dan ia bersedia menjanjikan apa saja,asal hasan bersedia mengundurkan diri,sebab itu di ceritakan bahwa ia mengetahui keinginan hasan untuk berdamai, atas pengunduran dirinya asal syarat-syarat nya dipenuhi, muawwiyah segera mengirimkan kepada hasan selembar kertas kosong yang telah di tanda tangani nya lebih dahulu, supaya hasan menulis syarat-syarat apa saja yang dikehendakinya.

Perdamaian berlangsung atas dasar syarat-syarat tersebut diatas, hasan lalu mengundurkan diri lalu menyerahkan jabatan khalifah pada muawwiya, kemudian hasan mengumumkan, bahwa ia akan taat dan patuh kepada muawwiyah.

Sesudah itu muawwwiyah masuk kekota kuffah pada bulan rabiul akhir pada tahun 41 hijriah bertemu dengan hasan dan husein yang ikut membaiah muawwiyah bersama kaum musliminlainnya,olehsebab itu tahun itu disebut ammul jamaah(tahun persatuan). Karena rakyat telah bersatu dibawah pimpinan seorang khalifah, kemudian muawwiyah kembali ke damaskus di tetapkannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru dengan nama daulat bani umayyah.

Dengan demikan muawwiyah memegang peranan yang penting dalam mendirikan kekuasaan baru sesudah Khulafaurrasyidin, dan ia pun merupakan pendiri sekaligus khalifah utama bani umayyah.

B.Basis pemerintahan muawwiyah

Keberhasilan muawwiyah dalm mendirikan dinasti bani umayyah bukan hanya akibat dari kemenangan diplomasi siffin dan terbunuhnya khalifah ali, akan tetapi ia memiliki basis rasional yang solid bagi landasan pembangunan politiknya di masa depan, adapun faktor keberhasilannya adalah:
1. Dukungan yang kuat dari rakyat syiria dan dari keluarga bani umayyah
2. Sebagai administrator, muawwiyah mampu berbuat secara bijak dengan menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3. Muawwiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati, bahkan mencapai tingkat (hilm)sifat tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar mekkah zaman dahulu, yang mana seorang manusia hilm seperti muawiyyh dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan-tekanan dan intimidasi.

c. kedudukan khalifah
walaupun muawwiyah mengubah sistim pemerintahan dari musyawarah menjadi monarkhi, namun dinasti ini tetap memakai gelar khalifah,namun ia memberikan interpretasi baru untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya ”khalifah Allah” dalam pengertian “pengusa” yang diangkat Allah yang memimpin umat dengan mengaitkannya dalam Al-Qur’an, atas dasar
ini dinasti menyatanakan bahwa keputusan-keputusan khalifah berdasarkan atas kehendak Allah, siapa yang menentangnya adalah kafir.

Dengan kata lain pemerintahan dinasti bani umayyah bercorak teokratis, yaitu penguasa yang harus di taati semata-mata karena iman. Seseorang selama menjadi mukmin tidak boleh melawan khalifahnya, sekalipun ia beranggapan bahwa khalifah seseorang yang memusuhi agama Allah dan tindakan-tindakan khalifah tidak sesuai dengan hukum syariat. Dengan demikian meskipun pemimpin dinasti ini menyatakan sebagai khalifah akan tetapi dalam prakteknya memimpin uamat islam sama sekali berbeda dengan kahlifah khulafaurrasyidin, setelah Rasullullah saw.

Muawiyah pun tidak mentaati isi perjanjian yang telah dilakukannya dengan Hasan bin Ali, bahwa seharusnya setelah ia meninggal dunia pergantian pemimpin diserahkan kepada umat islam, namun muawwiyah malah menyatakan seluruh rakyat nya harus setia terhadap anaknya, yazid. Sejak saat itu suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai.

Dinasti umayyah hampir berkuasa selam 1abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 khalifah, banyak perkembangan, perluasan dan kemajuan daerah yang dicapai. Lebih-lebih pada masa pemerintahan Walid bin Abdul malik, dimulai oleh kepemimpinan Muawwiyah bin Abi Sufyan dan di akhiri oleh kepemimpinan Marwan bin Muhammad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar