Kamis, 16 Desember 2010

Lagu dan Tepuk Pramuka

Ayo jalan-jalan
Berjalan di lingkaran
Sambil tepuk tangan
Suasana riang

Awas hati-hati
Lingkaran mau berubah
Jangan ketinggalan nanti tak dapat teman

Lingkaran mau berubah
Berubah jadi.....(angka)



TAMASYA KE HUTAN

Mari kawan qt tamasya ke hutan
Melihat binatang yg ada di sana
Binatang apakah itu,
Binatang apa namanya..
Ex: monyet2 yg lucu
Beginilah jalannya 3x}2x



SOL DO
5.1 iwak kebo
345 iwak tongkol
32. 32. Mangan tahu karo tempe
Tempe...tempe...deleee...


TEPUK SETAN
Prok 3x cipa'o
Prok 3x cipa'o
Cipa'o o,o,o,o
O' o' o' o' ya....!


TEPUK MERAPI
Prok 3x wedus gembel
Prok 3x kembat kembut
Prok 3x gembal gembul
Duar....


TEPUK KLANTING
prok 3x ketak kletik
Prok 3x kremas kremus
Uena'e..,


TEPUK TAUGE'
Prok3x antuk antuk
Prok3x antuk antuk
Prok3x antuk antuk
Ceng...ahhh


TEPUK REOG
Prok3x ha'o ha'o
Prok3x ha'e ha'e
Prok3x ha'o ha'e
E' e' e' e' ya!!!


TEPUK BECAK
Prok3x 3roda
Prok3x 2di depan
Prok3x 1di belakang
Yg nyupir
Buapakmu


TEPUK MBAH SURIP
Prok3x bangun tidur
Prok3x tidur lagi
Tak gendong tak gendong
Uye uye

Rabu, 15 Desember 2010

Filsafat 6

an kultural religius ini memungkinkan manusia mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi dan memecahkan berbagai misteri kehidupan/alam dengan akal pikiran.

Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales(± 625-545 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika, Liokippos dan Democritos mengembangkan teori materi, Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran, Euclid mengembangkan geometri deduktif, Socrates mengembangkan teori tentang moral, Plato mengembangkan teori tentang ide, Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda, dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang (ilmu biologi). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dikenal.

Para ahli pikir Yunani Kuno ini mencoba membuat konsep tentang asal mula alam. Walaupun sebelumnya sudah ada tentang konsep tersebut. Akan tetapi konsepnya bersifat mitos yaitu mitekosmogonis (tentang asal usul alam semesta) dan mite kosmologis (tentang asal usul serta sifat kejadian-kejadian dalam alam semesta), sehingga konsep mereka sebagai mencari arche (asal mula) alam semesta, dan mereka disebutnya sebagai filosof alam.

Oleh karena arah pemikiran filsafatnya pada alam semesta maka corak pemikirannya: kosmosentris. Sedangkan para ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang hidup pada masa Yunani Klasik karena arah pemikirannya pada manusia maka corak pemikiran filsafatnya: antroposentris. Hal ini disebabkan, arah pemikiran para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan manusia sebagai subyek yang harus bertanggungjawab terhadap segala tindakannya.

2. Masa Abad Pertengahan
Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercaya-

Filsafat 5

H. SEJARAH KELAHIRAN FILSAFAT

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban Kuno( masa Yunani )

Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil (Mesir) dan Sungai Efrat, telah mengenal alat pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian dengan menggunakan sepuluh jari.

Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyata pembuatannya menerapkan geometri dan matematika, menunjukkan cara berpikirnya sudah tinggi. Selain itu mereka pun sudah dapat mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik bintang, bulan, matahari, sehingga dapat meramalkan gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini disebut astronomi.

Di India dan Cina waktu itu telah ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas ( sebagai penunjuk arah ).

I. Masa Yunani
Yunani terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur perdagangan di Laut Tengah.

Kebiasaan mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan itulah mewarnai kepercayaan yang dianutnya, yaitu berdasarkan kekuatan alam, sehingga beranggapan bahwa hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia.

Kepercayaan, yang bersifat formalitas ( natural religion ) tidak memberikan kebebasan kepada manusia, ini ditentang oleh Homerus22 dengan dua buah karyanya yang terkenal, yaitu Ilias dan Odyseus. Kedua karya Homerus itu memuat nilai-nilai yang tinggi dan bersifat edukatif. Sedemikian besar peranan karya Homerus, sama kedudukannya seperti wayang purwa di Jawa. Akibatnya masyarakat lebih kritis dan rasional.

Pada abad ke-6SM, bermunculan para pemikir yang kepercayaannya bersifat rasional ( cultural religion ) menimbulkan pergeseran. Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia. Sistem kepercayaan yang natural religious berubah menjadi sistem cultural religious.
Dalam sistem kepercayaan natural religious ini manusia terikat oleh tradisionalisme. Sedangkan dalam sistem kepercaya-
____________
22 Waktu Homerus melahirkan karyanya ± tahun 850 SM orang-orang pada saat itu masih mempercayai dongeng-dongeng/mitos, sehingga pada saat itu logos (akal) tidak berbicara. Baru sekitar abad VI SM mulai muncul para ahli pikir yang tidak puasa dengan dongeng-dongeng. Lihat Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Kanisius, Yogyakarta, 1975, hlm. 14.

Filsafat umum 4

Kata Filsafat Digunakan Untuk Menunjukkan
Berbagai Objek Yang Berbeda
Pertama, istilah filsafat digunakan sebagai nama
bidang pengetahuan, yaitu
pengetahuan filsafat, suatu bidang pengetahuan
yang ingin mengetahui segala
sesuatu secara mendalam. Kedua, istilah filsafat
digunakan untuk menanamkan
hasil karya. Hasil karya yang mendalam dari Plato
disebut filsafat Plato;
pengetahuan mendalam Ibn Rusyd disebut filsafat
Ibn Rusyd; begitu selanjutnya.
Ketiga, istilah filsafat telah digunakan juga untuk
menunjuk nama suatu
keyakinan. Mulder, misalnya, pernah
mendefinisikan filsafat sebagai sikap
terhadap perjuangan hidup (Mulder, 1966:6).
Keempat, istilah filsafat digunakan
untuk memberi nama suatu usaha untuk
menemukan pengetahuan yang mendalam
tentang
sesuatu, contohnya definisi dari Langeveld
(Langeveld, 1961:9). Disini filsafat
berarti berfilsafat. Runes (1971:235) mengatakan
bahwa mencari kebenaran serta
kebenaran itu sendiri itulah filsafat. Bila ia
menjawab tentang sesuatu secara
sistematis, radikal, dan universal, serta
bertanggung jawab, maka sistem
pemikirannya serta kegiatannya itu kita sebut
filsafat. Demikian Langeveld
(1961:9). Kelima, yang paling dahulu kita kenal,
istilah filsafat digunakan
untuk menanamkan orang yang cinta pada
kebijakan dan ia berusaha mencapainya.
Disini perkataan “ia filosof” berarti ia pencinta dan
pencari kebijakan. Masih
ada penggunaan kata filsafat selain itu.
Dengarkanlah orang berkata, “ah, kau
itu berfilsafat.” Maksudnya ialah orang yang sok
berbelit-belit dalam
menguraikan sesuatu. Perkataan berfilsafat di sini
dalam pengertian negatif.
Apa Yang Mendorong Timbulnya Filsafat
Jawaban terhadap pertanyaan ini kiranya akan
membantu memahami apa
filsafat itu sebenarnya. Dengan membaca ini
mudah-mudahan pengertian filsafat
akan tersingkap sedikit demi sedikit.
Hatta dalam bukunya, Alam Pikiran Yunani (1966,
1:1-3), menulis
sebagai berikut ini.
“ Tiap bangsa betapapun biadabnya, mempunyai
dongeng takhayul. Ada yang terjadi
dari kisah perintang hari, keluar dari mulut orang
yang suka bercerita. Ada yang
terjadi dari muslihat menakut-nakuti anak supaya
ia tidak nakal. Ada pula yang
timbul dari keajaiban alam yang menjadi pangkal
heran dan takut. Dari itu orang
menyangka alam ini penuh oleh dewa-dewa.
Lama kelamaan timbul berbagai fantasi.
Dengan fantasi itu manusia dapat menyatukan
ruhnya dengan alam sekitarnya. Orang
yang membuat fantasi itu tidak ingin membuktikan
kebenaran fantasinya karena
kesenangan ruhnya terletak pada fantasinya itu.
Tetapi kemudian ada orang yang
ingin mengetahui lebih jauh. Diantaranya ada
orang yang tidak percaya, ada yang
bersifat kritis, lama kelamaan timbul keinginan
pada kebenaran.
Orang-orang Grik dahulunya banyak mempunyai
dongeng dan takhayul. Tetapi yang
ajaib pada mereka ialah bahwa angan-angan yang
indah itu menjadi dasar untuk
mencari pengetahuan semata-mata untuk tahu
saja. Tidak mengharapkan untung dari
itu. Berhadapan dengan alam yang indah luas,
yang sangat bagus dan ajaib pada
malam hari, timbul dihati mereka keinginan
hendak mengetahui rahasia alam itu.
Lalu timbul pertanyaan di dalam hati mereka, dari
mana datangnya alam ini,
bagaimana terjadinya, bagaimana kemajuannya
dan kemana sampainya. Demikianlah
selama beratus tahun alam ini menjadi pertanyaan
yang memikat perhatian
ahli-ahli pikir Grik. ”
Dari kutipan panjang ini dapat diambil dua
kesimpulan. Pertama,
dongeng dan tahayul dapat menimbulkan filsafat.
Diantara orang-orang ada yang
tidak percaya begitu saja. Ia kritis, ingin
mengetahui kebenaran dongeng itu.
Dari situ timbul filsafat. Kedua, keindahan alam
besar, terutama ketika malam
hari, menimbulkan keinginan pada orang Grik
untuk mengetahui rahasia alam itu.
Keinginan mengetahui rahasia alam, berupa
rumusan-rumusan pertanyaan, ini juga
menimbulkan filsafat.
Beerling (1966:8) mengatakan bahwa orang Yunani
yang mula-mula
sekali berfilsafat di Barat mengatakan bahwa filsafat
timbul karena ketakjuban.
Ketakjuban menyaksikan keindahan dan
kerahasiaan alam semesta ini lantas
menimbulkan keinginan mengetahuinya. Plato
mengatakan bahwa filsafat dimulai
dari ketakjuban. Sikap heran atau takjub itu akan
lahir dalam bentuk bertanya.
Pertanyaan itu memerlukan jawaban. Bila pemikir
menemukan jawaban, jawaban itu
dipertanyakan lagi karena ia selalu sangsi pada
kebenaran yang ditemukannya.
Patrick (Mulder, 1966:44-5) mengatakan, manakala
kebenarannya mereka menjadi
serius dan penyelidikan menjadi sistematis,
mereka menjadi filosof. Sartre
(Beerling, 1966:8) mengatakan bahwa kesadaran
pada manusia ialah bertanya yang
sebenar-benarnya. Pada bertanya itulah manusia
berada dalam kesadarannya yang
sebenar-benarnya.
Akan tetapi, hendaknya perlu segera dicatat bahwa
pertanyaan yang
dapat menimbulkan filsafat bukanlah pertanyaan
yang sembarangan. Pertanyaan yang
dangkal seperti “apa rasa gula” dapat dijawab oleh
lidah; pertanyaa ...

Selasa, 14 Desember 2010

Filsafat 3

disebabkan oleh dongeng dan keheranan pada
kebesaran alam pada zaman moderen ingin tahu
timbul karena sangsi, lantas ingin kepastian. ingin
tahu muncul dalm bentuk pertanyaan pertanyaan
menimbulkan filsafat. kalau begitu mengapa adaa
orang yang kurang senang pada orang yang
senang bertanya, tentang Tuhan, tentang
pengangguran tentang fungsi DPR, tentang hak-hak
rakyat kecil, dan sebagainya.
MACAM-MACAM PENGETAHUAN MANUSIA
Masih ada upaya lain untuk menjelaskan apa itu
filsafat, yaitu dengan cara memahami macam-
macam pengetahuan manusia. Filsafat adalah salah
satu jenis pengetahuan manusia, yaitu pengetahuan
filsafat. Akan tetapi apa itu pengetahuan/
Pengetahuan adalah keadaan tahu, pengetahuan
yaitu suatu yang di ketahui. Ini bukan definisi
pengetahuan, tetapi sekedar menunjukan apa kira-
kira pengetahuan.manusia ingin tahu lantas ia
mencari dan memperole pengetahuan. Nah, yang
diperolehnya itulah pengetahuan. pengetahuan ialah
semua ang di ketahui. ada berapa macam? Ikutilah
uraian berikut inii.
Seorang ingin mengetahui jika jeruk di tanam, apa
buahnya. ia menanam bibit jeruk. Pada dasarnya,
pengetahuan jenis inilah yang di sebut pengetahuan
sains (scientific knowledge). Sebenarnya
pengetahuan sains tidaklah sederhana itu.
Pengetahuan sains harus berdasarkan logika juga.
Pengetahuan sains ialah pengetahuan yang logisdan
didukung oleh bukti empiris. Namun, pada
dasarnya, pengetahuan sains tetaplah suatu
pengetahuan yang berdasarkan bukti nyata ( bukti
empiris). Dalam bentuknys yang telah baku,
pengetahuan sains itumempunyai paradigma dan
metode tertentu. Paradigmanya dapat disebut
paradigma positif (positivistic paradigm) dan
metodenya disebut metode ilmiah (scientific
method). formula utama dalam pengetahuan sans
ialah buktikan bahwa itu logis dan tunjukan bukti
empirisnya. Foprmula no perlu sekali diperhatikan
karena ada kalanya kita menyaksikan bukti-bukti
empiris, tetapi tidak logis.Yang seperti ini bukan
pengetahuan sains (pengetahuan ilmiah). Misalnya
begini, bil ada gerhana, pukullah kentongan, gerhana
itu akan hilang. ini suatu pengetahuan, dan dapat
dibuktikan secara empiris, tetapi tidak logis. Coba
saja. Bila ada gerhana , pukullah kentongan lama-
kelamaan gerhana itu akan hilang. Terbukti. akan
tetapi, itu bukan pengetahuan ilmiah sebab tidak ada
bukti logis yang dapat menghubungkan berhentinya
gerhana dengan kentonganyang di pukul.
Pengetahuan begini mungkin dapat disebut
pengetahuan tahayul. Dari sini dapat juga kita
ketahui bahwa objek yang dapat diteliti oleh
pengetahuan sains hanyalah objek empiris sebab ia
harus menghasilkan bukti empiris.
Mari kita kembali pada contoh kita, jeruk di tanam
buahnya jeruk. Ini sudaah berguna bagi kehidupan.
Berguna bagi petani jeruk, bagi pedagang jeruk, dan
bagi seluruh manusia. Akan tetapi, ada orang yang
ingimengetahui lebih misalnya? Untuk menjawab
pertanyaan ini, penelitian tidak dapat dilakukn pada
objek yang empiris karena objek itu tidak ada pada
bibit atau pohon jeruk. Akan tetapi, kiita ingin tahu
jawabanya. Kit berfikir. inilah yang dapt ditempuh.
Yang di fikirkan memang jeruk, tetapi bukan jeruk
yang empiris. jika dipikir secara serius muncul
jawaban. Jeruk selalu berbuah jeruk karena ada
aturan yang mengtur agar jeruk berbuah jer. Para
ahli menyebutkan hukum itu gene. Hukum itu tidak
kelihatan, tidak empiris, tetapi akal mengatakan
hukum alam itu adaa. Jeruk berbuah jeruk itu karena
ada yang mengaturnya demikian. Ini adalah
pengetahuan filsafat. Kebenaranya hanya
dipertanggung jawabkan secara logis, tidak secara
empiris. Paradigma logis (logical paradigm)
metodenya pikir (method of reason). Pengetahuan
filsafat masih dapat maju selangkah lagi, siapa yang
membuat hukum itu? pikiran masih dapat
menjawab , yang membuat hukum itu pasti maha
pintar. orang yang menyebutnya Tuhan.
Pengetahuan ini masih pengetahuan filsafat.
Segelincir orang, merke aalah orang -orang yang
nekat, masih ingn tahu siapa tuhan itu, bukan ingin
melihatnya Bagian ini tidak lagi dapt di jangkau
dngan menggunakan akal logis, apa lagi dengan
indra empiris. Bagian in masih mungkin diketahui
dengan menggunakan rasa. Bergson mengatakan,
ras itu intuisi, Kant mengatakan, rasa itu moral.
orang-orang sufi dalam islam mengatakan dzauq,
qlb,kadang-kaang dlamir. Pengetahuan jenis ini
memang aneh. paradigma nya saya disebut
paradigma istis. (mystical paradigm). metodenya
saya disebut metode laihan.(riyadhah) .
Pengetahuan ini saya sebut pengetahuan
mistik.yaitu sejenis pengetahua yang tidak dpat
dibuktikan secara empiris,tidak juga secara logis.
Orang-orang syiah senang menyebutnya dengan
pengetahuan irfan dari kata inilah kata ma'rifah itu
diambil.
Nah sekarang kita dapat mengenali tiga macam
pengetahuanmanusia. Masing-masing jelas
aradigmanya, metodenya, dan objeknya. Jdi, jelas
perbedaanya, an jelas kaplingnya. Tabel pengtahuan
manusia berikut bermaksud meringkaskan
pengetahuan itu. Kalau bgitu, filsafat ialah sejenis
pengetahuan yang di peroleh dengan cara berfikir
logis.
SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT ALAM
Berbicara tentang sejarah lahirnya Filsafat alam idk
akan mungkin akan terlepas darri pembicaraan
lahirnya filsafat itu sendiri, dan dalam menguraikan
sejarah lahinya filsafat biasanya selalu dimulai
dengan mengemukakan filsafat yunanim sebab
ketiga persoalan ini saling berhubungan satu dengan
yang lainya.
Pada umumnya setiap bangsa di dunia ini apakah
mreka telah mempunyai beradapan yag sudah
maju, lebih-lebih lagi bangsa yang masih tergolong
dalam keadaan sederhana/primitif, pada dasarnya
merka empunyai satu mithos dongeng dan tahayul
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
alam pikiran mereka. Mythos dan dongeng tersebut
kadang di ceritakan dari ulut ke mulut, dari orang tau
kepada anak-anaknya dengan

Selasa, 07 Desember 2010

Filsafat umum 2

4. Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat Abad ke-20)

Filsafat Dewasa Ini atau Filsafat Abad ke-20 juga disebut Filsafat Kontemporer yang merupakan ciri khas pemikiran filsafat adalah desentralisasi manusia. Karena pemikiran filsafat abad ke-20 ini memberikan perhatian yang khusus kepada bidang bahasa dan etika sosial.

Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalah: arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan. Masalah ini muncul karena bahwa realitas sekarang ini banyak bermunculan berbagai istilah, dimana cara pemakainnya sering tidak dipikirkan secara mendalam, sehingga menimbulkan tafsir yang berbeda-beda (bermakna ganda). Maka timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya membahas tentang cara berpikir untuk mengatur pemakaian kata-kata/ istilah-istilah yang menimbulkan kerancuan,dan sekaligus dapat menunjukkan bahaya-bahaya yang terdapat di dalamnya. Oleh karena bahasa sebagai obyek terpenting dalam pemikiran filsafat, maka para ahli pikir menyebut sebagai: logosentris.

Dalam bidang etika sosial memuat pokok-pokok masalah: apakah yang hendak kita perbuat di dalam masyarakat dewasa ini?

Kemudian, pada paruh pertama abad ke-20 ini timbul aliran-aliran kefilsafatan seperti: Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu, Historisme, Irasionalisme, Neo-Vitalisme, Spiritualisme, Neo-Positivisme. Aliran-aliran di atas sampai sekarang tinggal sedikit yang masih bertahan. Sedangkan pada awal belahan akhir abad ke-20 muncul aliran-aliran kefilsafatan yang lebih dapat memberikan corak pemikiran dewasa ini seperti: Filsafat Analitik, Filsafat Eksistensi, Strukturalisme, Kritika Sosial.

Filsafat umum

Di atas telah dikemukakan bahwa munculnya Renaissance dan Humanisme sebagai awal masa abad modern. Dimana para ahli (filosof) menjadi pelopor perkembangan filsafat (kalau pada masa abad pertengahan yang menjadi pelopor perkembangan filsafat adalah para pemuka agama). Dan pemikiran filsafat masa abad modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi secara modern, serta membuka sistematika yang sifatnya logi-ilmiah. Pemikiran filsafat diupayakan lebih bersifat praktis, artinya pemikiran filsafat diarahkan pada upaya manusia agar dapat menguasai lingkungan alam dengan menggunakan berbagai penemuan ilmiah.

Karena semakin pesatnya orang menggunakan metode induksi/eksperimental dalam berbagai penelitian ilmiah, akibatnya perkembangan pemikiran filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu akan kodrat (natural sciences). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak filsafat modern yang berhasil melahirkan suatu konsep dari perpaduan antara metode ilmu alam dengan ilmu pasti ke dalam pemikiran filsafat. Upaya ini dimaksudkan, agar kebenaran dan kenyataan filsafat juga sebagai kebenaran dan kenyataan yang jelas dan terang.

Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran filsafat mengarah kepada filsafat ilmu pengetahuan, dimana pemikiran filsafat diisi dengan upaya manusia, bagaimana cara/sarana apa yang dipakai untuk mencari kebenaran dan kenyataan. Sebagai tokohnya George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), Rousseau (1722-1778).

Di Jerman muncul Christian Wolft(1679-1754) dan Immanuel Kant (1724-1804), yang mengupayakan agar filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu dengan cara membentuk pengertian-pengertian yang jelas dan bukti yang kuat.

Abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Pemikiran filsafat pada saat itu telah mampu membentuk suatu kepribadian tiap-tiap bangsa dengan pengertian dan caranya sendiri. Ada filsafat Amerika, filsafat Perancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman. Tokoh-tokohnya adalah: Hegel (1770-1831), Karl Marx (1818-1883), August Comte (1798-1857), JS. Mill (1806-1873), John Dewey (1858-1952).

Akhirnya,dengan munculnya pemikiran filsafat yang bermacam-macam ini, berakibat tidak terdapat lagi pemikiran filsafat yang mendominasi. Giliran selanjutnya, lahirlah filsafat Kontempores atau filsafat dewasa ini.